
Greenpeace meminta SBY untuk hadir dalam pertemuan iklim PBB yang sangat penting di Kopenhagen Desember mendatang dan membuktikan komitmen lingkungannya dengan mengimplementasi moratorium (penghentian sementara) perusakan hutan dalam program kerja 100 harinya. Deklarasi dari Presiden ini sangat diperlukan untuk secara legal menerapkan langkah-langkah melindungi hutan dan kawasan lahan gambut di Indonesia secara efektif.
Sebagai salah satu pemimpin penting di Asia Tenggara –kawasan yang paling rentan terkena dampak perubahan iklim tetapi paling tidak siap mengantisipasinya— niat Presiden Yudhoyono jika diwujudkan dalam aksi nyata, akan sangat besar artinya dalam membangun kerja sama dimana negara maju harus memberi dana kepada negara berkembang untuk pemeliharaan lingkungan dan mengadaptasi efek perubahan iklim.
“Sebagai Presiden negara yang punya hutan tropis tersisa terluas di kawasan ini, janji SBY adalah harapan bagi jutaan orang Asia Tenggara yang selama ini telah merasakan dampak negatif perubahan iklim serta melindungi kekayaan alam kita,” tulis Von Hernandez, Direktur Eksekutif Greenpeace Asia Tenggara dalam surat resminya kepada Presiden.
Pada pertemuan G20 di Pittsburg, Amerika Serikat bulan lalu, Presiden SBY melontarkan janji untuk mengurangi emisi Indonesia hingga 26%, yang bisa meningkat hingga 41% jika mendapat dukungan internasional. Dengan melontarkan itu, SBY memperlihatkan kemauan dan potensi kepemimpinan yang kuat, dimana itu sangat penting untuk membantu dunia menghindari dampak mengerikan perubahan iklim.
Di masa kepemimpinan kali ini, Greenpeace berharap SBY menerapkan target itu dengan strategi nyata pembangunan rendah karbon. Strategi ini mencakup rencana nasional untuk melakukan pembangunan berkelanjutan rendah karbon dan nol deforestasi.
Dengan melakukan semua ini, SBY akan mencatat sejarah sebagai Presiden, dan pemimpin dunia, yang berperan besar dalam menghentikan dampak buruk perubahan iklim.
“Greenpeace mengharapkan Presiden Yudhoyono mendapatkan hal-hal terbaik dalam menjalankan tugasnya, agar bisa berperan dengan baik bagi kepentingan rakyat Indonesia dan menggunakan kesempatan bersejarah ini untuk menyelamatkan nasib planet,” demikian bagian akhir surat itu.(sumber : greenpeace indonesia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar